KLATEN, suaramerdeka.com – Satu dari tiga pelaku penikaman yang menyebabkan tewasnya Eko Suseno (19) warga Dusun Kembangsari, Desa Tirtomarto, Kecamatan Cawas dibekuk, Minggu (4/5). Pelaku ditangkap saat hendak kabur di wilayah Kabupaten Boyolali.
Sumber di Mapolres Klaten mengatakan setelah kejadian tewasnya Eko hari Sabtu sore, petugas langsung bergerak. Saksi dan alat bukti dikumpulkan dan menemukan orang yang diduga pelakunya. Salah seorang yang diduga pelaku, saat digerebek di rumah ternyata kabur. Petugas pukul 01.00 WIB memburu pelaku ke Boyolali dan diamankan.
Namun hanya satu orang. Sementara dua lainnya masih diburu. Petugas belum bersedia mengungkap identitas pelaku sekalipun inisial. Motif aksi nekat itu juga belum terungkap sebab tim reserse mobil masih memburu pelaku lainnya.
Sementara itu, penyelidikan Polsek Ceper menyebutkan korban ternyata masih seorang pelajar SMK. Kapolsek Ceper AKP Sugeng Handoko mewakili Kapolres Klaten AKBP Nazirwan Adji Wibowo mengatakan korban memang masih pelajar.
” Gurunya sudah datang dan dimintai keterangan,” jelasnya, Minggu (4/5). Namun dia enggan menyebut SMK mana sebab dikhawatirkan memicu kerawanan.
( Achmad Hussain / CN34 / SMNetwork )
-0.333300
117.433296
4 Mei 2014
Posted by d12kt |
Tirtomarto | Ceper, Eko Suseno, Kembarsari, Pembunuhan, Pokak, Sendang Sinongko |
Tinggalkan komentar
Laporan Reporter Tribun Jogja, Obed Doni Ardiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN – Nasib nahas dialami Eko Suseno (19), warga Dukuh Kembangsari, Desa Tirtomarto, Kecamatan Cawas. Pelajar salah satu SMK di Klaten itu meregang nyawa setelah ditusuk oleh orang tak dikenal saat berada di Sendang Sinongko, Desa Pokak, Kecamatan Ceper, Sabtu (3/5/2014) siang.
Yuli (17), salah satu teman dari korban menuturkan jika korban sempat bertatapan mata dengan salah satu pelaku, sebelum mendatangi korban dan menusuknya. Dia mengaku tidak mengenal pelaku sebelumnya.
“Mereka (korban dan pelaku) sempat plirik-plirikan. Saya kurang jelas alat yang digunakan pelaku, mungkin pisau,” ucapnya, di Klaten, Minggu (4/5/2014).
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, korban bersama dengan dua temannya sedang berkumpul di Sendang Pokak, Sabtu (4/5/2014) siang. Saat mereka sedang bercanda, muncul tiga orang tidak dikenal yang sedang berboncengan dengan sebuah sepeda motor.
Pelaku yang hendak melintasi tempat nongkrong korban bersama teman-temannya, menghentikan kendaraannya, dan kemudian menghampiri korban. Namun pelaku tiba-tiba menusuk korban di bagian ulu hatinya.
Pelaku yang diduga dalam kondisi mabuk minuman keras, langsung meninggalkan lokasi kejadian bersama kedua temannya. Sedangkan korban yang terkapar langsung dicarikan bantuan untuk dibawa ke Rumah Sakit Pedan.
Namun dalam perjalanan ke rumah sakit, korban menghembuskan nafas terakhirnya. Keluarga korban yang mendengar informasi tersebut, meminta supaya kasus tersebut diusut siapa pelakunya dan mengizinkan jenasah korban untuk diotopsi. (Tribunjogja.com)
ASYIK TONGKROK EKO SUSENO DITIKAM TIGA ORANG TAK DIKENAL
Klaten. pawarta-semarang.com. Sungguh malang nasib Eko Suseno (19 ) warga Dusun Kembarsari Desa Tirtomarto Kecamatan Cawas ini, ketika nongkrong di Kompleks Sendang Pokak, Desa Pokak, Kecamatan Ceper ditikam tiga orang tak dikenal hingga tewas.
Menurut informasi di lokasi peristiwa, kejadian tersebut bermula sekitar pukul 12.00 WIB, Eko Suseno berada di lokasi itu untuk berteduh. Saat sedang beristirahat itulah, muncul tiga pemuda mengendarai sepeda motor Honda Revo berboncengan dari arah barat.
Setelah dekat, salah seorang pemuda turun. Tanpa banyak tanya pelaku menusuk ulu hati korban dengan pisau. Mendapat serangan mendadak, korban tidak siiap melawan. Setelah melakukan aksi, para pelaku kabur ke arah barat.
Korban ditolong oleh saksi Saiful Rohim (17) dan Agus Yulianto,(17). Keduanya meminta tolong warga sekitar dan warga berhamburan ke lokasi yang dibawa ke RS Mitra Pedan. (A39)
Namun karena lukanya parah, korban dirujuk ke RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro. Namun setelah dirawat akhirnya korban meninggal dunia.
Atas peristiwa tersebut, Kapolres Klaten AKBP Nazirwan Adji Wibowo melalui Kapolsek Ceper AKP Sugeng Handoko mengatakan motif di balik kejadian itu masih diselidiki. Pelaku masih dalam penyelidikan jajaran Polres dan Polsek.
PELAKU MASIH DIBURU POLISI
Eko Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal
KLATEN (KRjogja.com) – Eko Suseno (19) warga Dusun Kembarsari, Desa Tirtomarto, Kecamatan Cawas Klaten, tewas setelah ditusuk senjata tajam oleh orang tidak dikenal, Sabtu (03/05/2014).
Peristiwa penusukan terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Ketika itu korban bersama teman-temannya sedang berkumpul di Sendang Pokak, Ceper tiba-tiba didatang tiga orang tidak dikenal dengan berboncengan sepeda motor Honda Revo.
Namun tanpa disadari korban, tiba-tiba saja orang tidak dikenal itu menusukkan senjata tajam ke tubuh korban, di bagian ulu hati. Setelah melihat korban terkulai bersimbah darah, pelaku kabur.
Korban yang langsung dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Pedan. Namun nyawanya tidak tertolong saat dalam perjalanan. Kepolisian setempat akhirnya membawa jasad korban ke RSUP Soeradji Tirtonegoro, Klaten untuk keperluan visum.
“Belum diketahui apa motif dari penusukan tersebut. Polisi masih mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi dan hingga berita ini diturunkan, pelakunya terus diburu.(*-7)
-0.333300
117.433296
4 Mei 2014
Posted by d12kt |
Tirtomarto | Ceper, Eko Suseno, Kembarsari, Pembunuhan, Pokak, RS Mitra Pedan, Sendang Sinongko |
Tinggalkan komentar
Solopos, KLATEN – Jembatan antar desa yang berada di perbatasan, Desa Baran dan Desa Cawas, Kecamatan Cawas terancam hanyut. Pasalnya salah satu tiang jembatan yang berada di alur Sungai Dengkeng tersebut saat ini putus.
Pantauan yang dilakukan Solopos.com, tiang jembatan bagian selatan terputus di bagian atasnya. Tidak hanya itu kondisi jembatan juga terlihat amblas beberapa sentimeter. Selain itu jembatan tersebut juga dipasangi patok bambu, agar kendaraan roda empat tidak bisa melintas.
Salah seorang warga Dukuh Tegalrejo, Desa Baran, Suratmi, mengatakan putusnya tiang jembatan tersebut sudah berlangsung lama. Menurutnya jembatan tersebut putus ketika hujan deras mengguyur dearah tersebut ketika musim hujan tahun lalu. Akan tetapi sampai saat ini belum diperbaiki oleh pemeritah, padahal jembatan tersebut merupakan jembatan yang sangat vital untuk warga sekitar.
“Harusnya segera diperbaiki, kalau tidak diperbaiki, jembatan itu akan hanyut. Padahal jika jembatan itu terputus, masyarakat harus memutar lewat jembatan lain, jika akan pergi ke Cawas, ataupun ke wilayah Gantiwarno dan Gunung Kidul,” ujar Suratmi.
Warga lain Suroto, mengatakan jembatan tersebut merupakan jembatan yang menjadi andalan masyarakat dari beberapa desa, diantaranya Tirtomarto, Tlingsing dan Baran untuk menuju Cawas. Menurutnya kerugian sangat besar akan dialami oleh warga, jika jembatan itu hanyut tersapu banjir. “Kasihan anak sekolah, jika harus memutar beberapa kilometer gara-gara jembatan yang akan dilalui hanyut,” katanya.
Suroto menambahakan jembatan itu memang mendesak unuk diperbaiki, selain kondisinya sudah tidak memungkinkan, tiang jembatan tersebut terlalu banyak. Sehingga saat musim hujan, tiang-tiang tersebut justru menahan sampah-sampah yang tersapu oleh banjir. Pdahal sampah-sampah yang tertahan biasanya volumenya sangat besar, dan bisa membuat jembatan semakin rusak. “Sampah bamboo dan kayu yang tersapu banyak terhalang oleh jembatan itu,” sambung Suroto.
Sementara itu, Camat Cawas, Much Nasir, mengatakan pihak Pemerintah Kecamatan Cawas, sebenarnya sudah meminta bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Klaten untuk perbaikan jembatan itu. Akan tetapi sampai saat ini belum ada tanggapan mengenai usulan tersebut. “Sudah kami laporkan tentang keadaan jembatan itu, tetapi kok belum ada tanggapan sampai sekarang,” kata Much Nasir.
-0.333300
117.433296
29 November 2012
Posted by d12kt |
Baran, Cawas, Tirtomarto, Tlingsing |
Tinggalkan komentar
Klaten – Sebanyak 26 ribu lebih warga di bantaran Kali Dengkeng yang masuk wilayah Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten siap mengungsi jika banjir dengan volume besar kembali melanda di wilayah ini.
Hal ini sebagai langkah antisipasi penyelamatan dini menyusul terjangan banjir akibat luapan air di alur Kali Dengkeng dan sejumlah sungai lainnya pada Senin (1/1) kemarin.
Demikian diungkapkan Camat Cawas Pri Harsanto kepada wartawan Selasa (3/1). Ia mengatakan, jumlah desa di Kecamatan Cawas ada sebanyak 20 desa, dan dari jumlah itu sepuluh desa diantaranya merupakan kawasan terdampak banjir luapan Kali Dengkeng.
“Total jumlah warga di sepuluh desa itu sekitar 26.400 jiwa. Sebagian dari mereka menempati rumah di sekitar bantaran Kali Dengkeng dan beberapa sungai lainnya. Mereka siap diungsikan jika sewaktu-waktu banjir datang dengan volume lebih besar,” ujarnya.
Pihaknya sendiri sudah mempersiapkan enam titik lokasi yang rencananya sebagai tempat pengungsian warga. Enam desa tersebut diantaranya, Desa Bawak, Tirtomarto, Kedungampel, Cawas, Barepan dan Burikan.
“Untuk persiapan pengungsian akan memanfaatkan balaidesa dan sejumlah lapangan yang ada. Kami sudah berkoordinasi dengan enam desa tersebut,” kata Pri.
Pri menjelaskan, antisipasi pengungsian perlu dipersiapkan mengingat kondisi beberapa tanggul sungai di Kecamatan Cawas sudah jebol akibat terjangan banjir pada Senin (1/1) kemarin.
Beberapa tanggul jebol itu diantaranya, tanggul sungai di Desa Balak yang merupakan alur Kali Dengkeng, tanggul sungai di Desa Nanggulan yang merupakan alur Kali Jaran dan tanggul sungai di Desa Karangasem yang merupakan alur Kali Gamping.
“Kami berharap ada perhatian dari dinas terkait untuk segera membenahi tanggul-tanggul yang jebol, mengingat Cawas menjadi langganan banjir setiap musim penghujan tiba,” imbuh Pri.
Dari : http://sosial.timlo.net/baca/17265/26-ribu-jiwa-warga-cawas-siap-mengungsi
-0.333300
117.433296
4 Januari 2012
Posted by d12kt |
Balak, Barepan, Bawak, Bencana, Burikan, Cawas, Kedungampel, Tirtomarto | Banjir, Kali Dengkeng |
Tinggalkan komentar
Klaten (Espos)--Serangan hama wereng di lahan pertanian Kecamatan Cawas, Klaten hingga saat ini telah mencapai 299 Ha dari 2.318 Ha lahan pertanian se-Kecamatan Cawas. Jumlah tersebut tersebar di tujuh desa, yakni Tirtomarto, Balak, Japanan, Bogor, Tlingsing, Pogung, serta Pakisan.
Camat Cawas, Priharsanto menjelaskan, para petani di Kecamatan Cawas telah mencoba sejumlah langkah pengendalian hama wereng dengan baik. Namun, berbagai upaya yang dilakukan para petani tetap saja gagal. “Mulai semprotan pestisida bantuan pemerintah, hingga cara mandiri dengan solar. Namun, tetap saja tak mempan,” katanya kepada Espos, Rabu (9/2).
Menurutnya, para petani perlu menempuh upaya lain dalam mengendalikan hama wereng, yakni dengan pola tanam yang diberakan. Kedua ialah mengatur sistem drainase yang baik agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. “Pola tanam yang diberakan sekali dalam dua kali panen, akan mampu memutus siklus hama. Pengaturan drainase pengairan juga akan membuat tanaman tumbuh dengan baik karena genagan air bisa membuat tanaman rusak,” paparnya.
asa
-0.333300
117.433296
10 Februari 2011
Posted by d12kt |
Balak, Bogor, Japanan, Pakisan, Pogung, Tirtomarto, Tlingsing | Cawas News, Wereng |
2 Komentar