Gubernur Panen Inpari 13 di Cawas
Klaten – Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo dijadwalkan panen raya padi varietas Inpari 13 milik petani di Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Rabu (22/2) mendatang.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten, Wahyu Prasetyo mengatakan, padi yang akan dipanen secara simbolis oleh Gubernur itu merupakan hasil pengembangan dari bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
“Bantuan tersebut tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Klaten. Diantaranya Kecamatan Pedan, Karanganom, Wonosari, Cawas, Delanggu, Karangdowo, Juwiring, dan Ceper,” papar Wahyu kepada wartawan, Senin (20/2).
Sebelumnya, kata Wahyu, padi varietas Inpari 13 juga telah berhasil dikembangkan di Kecamatan Polanharjo pada 2011 lalu. “Dari pengembangan itu, Inpari 13 mampu membuahkan hasil panen yang memuaskan,” imbuh Wahyu.
Warga Brungkah tolak rencana pembuatan sumur dalam
Klaten (Solopos.com)–Warga Dukuh Brungkah, Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Klaten menolak rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten untuk pembuatan sumur dalam di dukuh setempat.
Penolakan itu didasari apabila air air yang dihasilkan tidak disterilkan terlebih dahulu. Warga setempat menyakini jika air serapan tanah di dukuh itu masih mengandung bakteri coliform.
“Rencana Pemkab Klaten perlu dikaji lagi, supaya pembuatan sumur dalam di dukuh kami tidak sia-sia,” terang Kepala Dusun (Kadus) III, Desa Pakisan, Suryono kepada Espos, Rabu (24/8/2011).
Dikatakan Suryono, kecemasan dan ketraumaan warga Brungkah menggunakan air sumur masih berlangsung hingga saat ini. Jika warga mendengar ada rencana pembuatan sumur dalam dari Pemkab Klaten, Suryono menyakini ada penolakan besar-besaran yang akan dilakukan warga.
“Saya sendiri belum mengerti teknis pembuatan sumur dalam itu. Jika memang tetap menggunakan air sumur Brungkah, maka harus disterilkan atau air itu diolah dulu agar aman untuk dikonsumsi warga kami,” tegas Suryono.
Sampai saat ini, Suryono juga merasa heran dengan informasi tentang pembuatan sumur dalam yang diungkapkan oleh Bupati Klaten, Sunarna, dalam beberapa hari terakhir. “Sosialisasi pemasangan pipa air bersih dari PDAM Klaten saja belum terlaksana, masak ini ada kabar lagi tentang pembuatan sumur dalam, kan sangat membingungkan warga,” ujarnya.
Suryono mengisahkan sebelum adanya penyakit muntaber pada April lalu, sekitar lima tahun lalu terdapat lima warga setempat menderita penyakit batu ginjal sehingga harus menjalani operasi. Penyakit batu ginjal, imbuh Suryono, disebabkan warga secara terus menerus mengonsumsi air sumur.
“Persoalan air yang tercemar bakteri coliform di Dukuh Brungkah bukan hanya kurangnya menjaga pola hidup bersih, namun memang tanah di dusun kami tercampur dengan zat besi atau mengandung kapur. Jika hal ini dibiarkan, maka sampai kapanpun warga akan menderita penyakit serupa,” kata Suryono.
Suryono berharap Pemkab Klaten tetap memberi bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Selama bantuan air bersih habis, menurut Suryono, warga terpaksa membeli air bersih dalam kemasan galon.
“Kami mewakili warga mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Klaten melalu Bagian Kesehatan Rakyat (Kesra) Klaten yang secara kontinyu memberikan bantuan air bersih ke dusun ini,” tukas Suryono.
Sementara Ketua RW 8 Dukuh Brungkah, Sumadi menyatakan semenjak puluhan warga Brungkah terserang penyakit muntaber, dirinya selalu membeli air bersih dalam kemasan galon. “Pokoknya saya tidak mau mengonsumsi air sumur di dusun ini. Jika memang ada rencana pembuatan sumur dalam, maka air itu harus disterilkan dulu,” tukas Sumadi.
(m98)
Pemasangan instalasi PDAM butuh Rp 1,9 M
Klaten (Solopos.com)--Pemasangan instalasi saluran air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pada 14 dukuh di Kecamatan Cawas, Klaten membutuhkan dana senilai Rp 1,9 miliar.
14 Dukuh yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Cawas itu diantaranya Brungkah, Kalangan, Guyangan, Kisan, Budirejo, Tarnomiharjan, Bandungan, Pondok, Bendungan, Klegen, Kaliwangi, Manton dan Tundungan
Direktur Utama PDAM Klaten, Ambar Muryati saat ditemui wartawan di kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Pemkab Klaten, Senin (15/8/2011) mengatakan penghitungan anggaran yang dibutuhkan untuk pemasangan instalasi air bersih di Dukuh Brungkah baru selesai.
“Untuk mencapai Brungkah harus melalui 13 dukuh terlebih dahulu. Oleh sebab itu, 13 dukuh itu juga harus dipasang instalasi air bersih. Terlebih, kondisi air di 13 dukuh itu juga kurang baik seperti di Brungkah,” tukas Ambar.
Ambar menjelaskan, total dana yang dibutuhkan untuk pemasangan instalasi air bersih itu mencapai Rp 1,9 miliar. Ambar mengaku belum melaporkan kebutuhan anggaran itu kepada Bupati Klaten, Sunarna. “Syukur kalau kebutuhan itu bisa ditutup dari APBD. Kalau tidak, kami akan mengusulkan kepada Pemerintah Pusat setelah mendapat persetujuan dari Pak Bupati,” tandas Ambar.
Alternatif lain, kata Ambar, adalah mengusulkan kepada The Australian Government’s Overseas Aid Program in Indonesia (AusAID). Menurutnya, hibah dari AusAID biasanya diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ambar menjelaskan, sosialisasi kepada masyarakat di Dukuh Brungkah dan 13 dukuh lainnya akan dilakukan setelah Lebaran. Pihaknya berharap, semua warga berminat menjadi pelanggan PDAM. Namun begitu, pihaknya belum menghitung biaya yang akan dibebankan kepada setiap warga yang berminat terhadap program ini.
“Total ada 1.577 rumah dengan jumlah penduduk 5.278 jiwa. Semakin banyak yang berminat maka beban operasional dan biaya perawatan akan lebih ringan,” tambahnya.
(mkd)