Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten

"Mari kita jalin rasa kekeluargaan diantara kita"

Warga Brungkah tolak rencana pembuatan sumur dalam

Klaten (Solopos.com)–Warga Dukuh Brungkah, Desa Pakisan, Kecamatan Cawas, Klaten menolak rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten untuk pembuatan sumur dalam di dukuh setempat.

Penolakan itu didasari apabila air air yang dihasilkan tidak disterilkan terlebih dahulu. Warga setempat menyakini jika air serapan tanah di dukuh itu masih mengandung bakteri coliform.

“Rencana Pemkab Klaten perlu dikaji lagi, supaya pembuatan sumur dalam di dukuh kami tidak sia-sia,” terang Kepala Dusun (Kadus) III, Desa Pakisan, Suryono kepada Espos, Rabu (24/8/2011).

Dikatakan Suryono, kecemasan dan ketraumaan warga Brungkah menggunakan air sumur masih berlangsung hingga saat ini. Jika warga mendengar ada rencana pembuatan sumur dalam dari Pemkab Klaten, Suryono menyakini ada penolakan besar-besaran yang akan dilakukan warga.

“Saya sendiri belum mengerti teknis pembuatan sumur dalam itu. Jika memang tetap menggunakan air sumur Brungkah, maka harus disterilkan atau air itu diolah dulu agar aman untuk dikonsumsi warga kami,” tegas Suryono.

Sampai saat ini, Suryono juga merasa heran dengan informasi tentang pembuatan sumur dalam yang diungkapkan oleh Bupati Klaten, Sunarna, dalam beberapa hari terakhir. “Sosialisasi pemasangan pipa air bersih dari PDAM Klaten saja belum terlaksana, masak ini ada kabar lagi tentang pembuatan sumur dalam, kan sangat membingungkan warga,” ujarnya.

Suryono mengisahkan sebelum adanya penyakit muntaber pada April lalu, sekitar lima tahun lalu terdapat lima warga setempat menderita penyakit batu ginjal sehingga harus menjalani operasi. Penyakit batu ginjal, imbuh Suryono, disebabkan warga secara terus menerus mengonsumsi air sumur.

“Persoalan air yang tercemar bakteri coliform di Dukuh Brungkah bukan hanya kurangnya menjaga pola hidup bersih, namun memang tanah di dusun kami tercampur dengan zat besi atau mengandung kapur. Jika hal ini dibiarkan, maka sampai kapanpun warga akan menderita penyakit serupa,” kata Suryono.

Suryono berharap Pemkab Klaten tetap memberi bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Selama bantuan air bersih habis, menurut Suryono, warga terpaksa membeli air bersih dalam kemasan galon.

“Kami mewakili warga mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Klaten melalu Bagian Kesehatan Rakyat (Kesra) Klaten yang secara kontinyu memberikan bantuan air bersih ke dusun ini,” tukas Suryono.

Sementara Ketua RW 8 Dukuh Brungkah, Sumadi menyatakan semenjak puluhan warga Brungkah terserang penyakit muntaber, dirinya selalu membeli air bersih dalam kemasan galon. “Pokoknya saya tidak mau mengonsumsi air sumur di dusun ini. Jika memang ada rencana pembuatan sumur dalam, maka air itu harus disterilkan dulu,” tukas Sumadi.

(m98)

26 Agustus 2011 - Posted by | Pakisan | ,

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar